Ciuskan.blogspot.com - Kejam, bocah perempuan berumur 4 tahun ini harus menderita kebutaan permanen di mata kirinya akibat ulah seorang bidan bernama Yulianti Sarwono. Kinanti Ayu Septiani, bocah perempuan ini mata kirinya ditusuk dengan gagang sapu oleh sang bidan.
Informasi yang dihimpun oleh Ciuskan.blogspot.com, kejadian tragis yang menimpa korban terjadi pada Jum'at 18 Oktober 2013 lalu saat ibu korban, Ermawati (34), bertengkar dengan tersangka pelaku, Yulianti, di kediaman korban di suatu kompleks perumahan di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sako, Palembang, Sumatera Selatan.
Pertengkaran itu sendiri dipicu oleh anak kedua Ermawati bernama Martin (11) memakan dua bungkus roti dan satu bungkus mie instan di rumah Yulianti yang tinggal satu komplek dengan korban karena anak mereka saling berteman. Pelaku yang tak terima dengan perbuatan korban, langsung mendatangi rumah Ermawati, sehingga pertengkaran terjadi.
Tak sampai disitu, pelaku datang langsung mengambil sapu yang berada di rumah Ermawati dan berusaha memukul Erma. Korban yang melawan, langsung dijambak pelaku sehingga tak berkutik.
Pertengkaran itu sendiri dipicu oleh anak kedua Ermawati bernama Martin (11) memakan dua bungkus roti dan satu bungkus mie instan di rumah Yulianti yang tinggal satu komplek dengan korban karena anak mereka saling berteman. Pelaku yang tak terima dengan perbuatan korban, langsung mendatangi rumah Ermawati, sehingga pertengkaran terjadi.
Tak sampai disitu, pelaku datang langsung mengambil sapu yang berada di rumah Ermawati dan berusaha memukul Erma. Korban yang melawan, langsung dijambak pelaku sehingga tak berkutik.
Kinanti Ayu Septiani (4) ketika itu sedang berdiri dibelakang pelaku untuk menyelamatkan ibunya yang dianiya. Tapi matanya langsung dicolok oleh Yuli menggunakan batang sapu yang dia pegang sehingga korneanya robek.
"Anak saya langsung menangis, saya berusaha melepaskan diri dan mendorong dia secara spontan. Ketika saya lihat mata kirinya sudah berdarah," kata Erma, saat datang ke Markas Polisi Resor Kota Palembang.
Melihat Kinanti terus menjerit kesakitan dengan memegang matanya, Erma langsung membawa anaknya itu ke rumah sakit bersama tetangganya yang mengetahui kejadian tersebut.
"Setelah dicek, kornea mata anak saya sudah robek dan harus dioperasi. Tetapi mata sebelah kirinya tidak bisa melihat lagi, karena korneanya rusak," jelas Ibu dari tiga anak ini.
"Anak saya langsung menangis, saya berusaha melepaskan diri dan mendorong dia secara spontan. Ketika saya lihat mata kirinya sudah berdarah," kata Erma, saat datang ke Markas Polisi Resor Kota Palembang.
Melihat Kinanti terus menjerit kesakitan dengan memegang matanya, Erma langsung membawa anaknya itu ke rumah sakit bersama tetangganya yang mengetahui kejadian tersebut.
"Setelah dicek, kornea mata anak saya sudah robek dan harus dioperasi. Tetapi mata sebelah kirinya tidak bisa melihat lagi, karena korneanya rusak," jelas Ibu dari tiga anak ini.
Di Tanya Penyelidik
Disambung Erma, setelah satu hari kejadian, tepatnya 19 Oktober 2013 lalu, dia langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Palembang. Namun, hingga hari ini, belum ada tindak lanjut dari pihak kepolisian.
"Saya datang hari ini ke sini untuk menanyakan kasus tersebut, karena sampai sekarang belum ada kejelasan. Sementara anak saya sudah cacat," ujar Erma yang hanya berprofesi pedagang jilbab di Pasar 16 Ilir palembang.
Sedikit diceritakan Erma, dua bungkus roti dan satu mie instan yang dimakan anaknya Martin tersebut telah dia ganti.
"Kejadian anak saya makan mie dan roti dirumahnya itu tiga bulan sebelum dia (pelaku) datang kerumah. Sudah saya ganti mie dan rotinya, bahkan saya tambahkan uang," ujarnya.
Emma sangat kesal dengan alibi sang pelaku soal tingkah anaknya itu. Menurutnya keterangan sang pelaku tak masuk akal.
"Saya datang hari ini ke sini untuk menanyakan kasus tersebut, karena sampai sekarang belum ada kejelasan. Sementara anak saya sudah cacat," ujar Erma yang hanya berprofesi pedagang jilbab di Pasar 16 Ilir palembang.
Sedikit diceritakan Erma, dua bungkus roti dan satu mie instan yang dimakan anaknya Martin tersebut telah dia ganti.
"Kejadian anak saya makan mie dan roti dirumahnya itu tiga bulan sebelum dia (pelaku) datang kerumah. Sudah saya ganti mie dan rotinya, bahkan saya tambahkan uang," ujarnya.
Emma sangat kesal dengan alibi sang pelaku soal tingkah anaknya itu. Menurutnya keterangan sang pelaku tak masuk akal.
"Di luar logika anak kecil makan apel sampai 2 kilo sendirian. Saya bilang kenapa tak ditagih dari kemarin dia langsung masuk kerumah saya dan menjambak, disitulah mata anak saya dicoloknya dengan sapu hingga buta," cetusnya.
Salim Gunawan, selaku pengacara Erma menjelaskan, pihaknya meminta kasus tersebut segera ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian.
"Kami meminta kejelasan kasus ini," katanya di depan petugas kepolisian.
Salim Gunawan, selaku pengacara Erma menjelaskan, pihaknya meminta kasus tersebut segera ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian.
"Kami meminta kejelasan kasus ini," katanya di depan petugas kepolisian.
Akibat ulah sang bidan yang seharusnya menyayangi anak kecil, sang bidan kejam itu akhirnya akan menghadapi ranah hukum. Tersangk akan di kenakan pasal berlapis tentang penganiyayan dan juga ditambah dengan pasal perlindungan anak dibawah umur.
Judul: Kejam, Gara-gara Mie juga Roti Bocah 4 Tahun di Buat Buta
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 20.58
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 20.58
0 komentar:
Posting Komentar